Juara 1 Lomba Spelling Bee Se Wilayah 3 Cirebon

Spelling Bee adalah salah satu kompetisi paling bergengsi antara anak-anak sekolah di bidang kemampuan mengeja kata dalam bahasa Inggris. Kompetisi ini rutin diadakan setiap tahun oleh English First (EF) untuk mendorong anak-anak Indonesia membuktikan kemampuan bahasa Inggrisnya, dimulai dari mengeja kata-kata dalam bahasa Inggris. Selain itu, gelaran Spelling Bee juga ditujukan guna membangun rasa percaya diri anak ketika tampil di depan umum. Tahun 2021 ini, EF English Centers for Kids and Teens menargetkan dapat meraih sedikitnya 15.000 siswa-siswi dari seluruh Indonesia yang akan mengikuti kompetisi EF Spelling Bee.

Kabar menggembirakan bagi warga Spensa Kuningan, belum lama ini salah seorang siswa bernama Linggar B’Tara Taufiqulhakim dari kelas IX I telah mencatatkan namanya menjadi juara 1 di ajang lomba spelling bee yang diselenggarakan EF Course Centre Cirebon. Selamat untuk Linggar, semoga terus bisa mengukir prestasi

Prestasi yang diraih Linggar tidak semata – mata diperoleh tanpa latihan, saat persiapan untuk berlatih Linggar mendapatkan bimbingan intensif dari pelatih yang berpengalaman. Guru pelatih Linggar saat mengikuti lomba adalah Ibu Hj. Neni Triana, S.Pd. Meski saat ada anjuran harus WFH karena pandemi guru yang satu ini tetap menyempatkan diri memberikan pengayaan kosakata walaupun harus secara online.

Apakah kalian ingin seperti Linggar yang juara di speeling bee? Berikut ada tips mengikuti lomba speeling bee.

Persiapan menghadapi Spelling Bee

Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan agar kalian siap menghadapi gelaran kompetisi Spelling Bee

1. Pahamkan perbedaan kata tunggal dan jamak

Pada aturan bahasa Inggris, kata jamak ada yang menggunakan akhiran ‘s’, ‘es’, dan ‘ies’. Anak harus mempelajari pembedanya, seperti kata yang mengandung akhiran ‘fe’ atau ‘f’, ejaan katanya jadi berubah ‘v’ dan ditambahkan ‘es’.

2. Kenalkan huruf diam dalam kata.

Kelompokkan beberapa kata dalam kelompok huruf diam, agar anak memahami huruf apa yang biasanya tidak dibacakan dalam sebuah kata. Contohnya pada kata ‘island’, huruf ‘s’ tidak ikut dibaca.

3. Pahamkan tiap kata dengan bunyi yang mirip

Ada beberapa kata dengan bunyi yang sangat mirip seperti ‘suite’ dan ‘sweet’ yang disebut homofon. Seorang anak harus bisa memahami arti tiap kata agar saat dibacakan dalam kalimat, ia bisa mengerti kata apa yang dimaksud dengan ejaan yang sesuai.

4. Latih ketenangan ketika mengeja

Selain semua yang disebutkan di atas, hal lain yang perlu diingat adalah ketenangan saat mengeja. Ini hal yang mungkin terlihat sederhana, tetapi pada praktiknya banyak anak yang terburu-buru saat mengeja sehingga membuat mereka menjadi hilang fokus.

Mengenali kata melalui bunyi, aturan tata bahasa umum, asal usul kata dapat membantu anak meningkatkan kemampuan menghafal, mengidentifikasikan bentuk kata dalam bahasa, dan memahami arti dan penggunaan kata.

original source : https://biz.kompas.com/